Hati memang seperti punya kendali sendiri pada dirinya. Bisa saja hari ini merasa senang dan tiba-tiba esok hari merasa duka. Dan bukan hak manusia juga untuk mengatur bagaimana hati akan berubah. Sering dengar kata mutiata, Tuhanlah zat maha membolak-balikan hati dan sepertinya selama dua tahun terakhir ini aku merasakan hal itu. Rasa senang bisa melihat paras seseorang yang kita sayangi, dan sedih tidak terkira merasakan sikap dan kelakuan yang tidak kita inginkan yang dilakukannya pada kita. Tiba-tiba kami bersama dan tiba-tiba kami berpisah. Naik-turunnya perasaan membuat ku merasa bingung apkah ini mimpi atau kenyataan. Bukankah cinta adalah hal yang penting didunia ini? Tapi kenapa cintalah yang membuat kita terbolak balik tidak karuan? Aku heran dengan segala yang terjadi di hidupku. Tentang bagaimana aku bertemu seseorang. Menyayanginya hingga aku lupa dengan diriku sendiri. Ditinggalkan. Kemudian dihadirkan kembali dalam hidupku seakan kami akan bersama untuk selamany...
Tidak lagi ku lihat dia dari kejauhan. Sepi bukan lagi aneh, sendiri sudah menjadi rutinitas. Suatu hari dia datang ke ruang kecil berukuran 3x3m yang aku sebut kamar. Aku mengenakan headphone sambil mengerjakan beberapa berkas untuk persiapan event kampus. Tiba-tiba sebongkah balok kayu kecil melayang mendarat tepat di kakiku. Aku kaget, dan segera aku cari sumber keladinya. Ternyata dia, dengan muka masam seperti biasa dan suara galak menyebalkan karena aku tidak sadar atas kehadirannya. Ku persilahkan dia masuk. Dan seperti biasanya juga dia langsung tiduran, menutup sebagian mukanya dengan lengan. Menunjukan bahwa suasana hatinya sedang tidak enak. Aku tahu percuma menanyakan apa yang sedang terjadi karena dia pasti akan menjawab “aku baik-baik saja” “apaan sih, aku baik-baik saja” “udah deh nggak usah lebai, aku nggak papa kok. Gimana kuliahmu?” Sudah kukatakan sepi adalah hal biasa bagi kami bahkan saat bersama. Dan sendiri dalam diam adalah rutinitas kami berdua. Aku kemba...