Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

kamar baru

Ruang kotak berukuran 3x3m yang aku sebut kamar adalah tempat terburuk sekaligus terbaik yang pernah aku miliki. Ia tahu air mata ketika aku sedih ataupun bahagia. Saat aku tertawa sambil mengeluarkan sumpah serapah, tertawa hingga air liurku muncrat kemana-mana. Ia juga yang menyiksaku saat ia mengubah dirinya menjadi sebuah penjara gelap dan menyesakkan. Menjadi bioskop yang memutarkan film demi film dan dari kesemuanya membuatku menangis sepanjang hari. Menangis dalam gelap. Menangis dalam diam. Menangis dalam tangis. Ketika ku buka daun pintu miliknya, kami sepakat menyimpan segalanya dalam diam. Kami kembali hadir dengan tawa dan bahagia. Tapi sekarang, aku meninggalkannya. Aku mendapat kamar baru. Aku belum mengenalnya. Tapi aku berharap kmi bisa bekerjasama.

Sore ?

Kadang aku menginginkan mimpi-mimpi itu kembali hadir. Bunga tidur yang indah. Seakan aku menikmati indahnya cahaya diantara kegelapan. Aku merasa mempunyai harapan meskipun kecil . Dia yang memberiku harapan bersama mimpi yang ia bawa. Tapi namanya juga mimpi pastilah aku mengalaminya ketika aku tertidur.   Saat aku terbangun, aku kembali menjalani rutinitas sehari-hari dan menghadapi hatiku sendiri yang semakin hari semakin membeku. Oh ya aku sedang menyiapkan sebuah lubang. Lubang yang beeeeeeeesar dan juga dalaaaaaaaaaammmm sekali. Sehingga saat aku menjatuhkan sesuatu kedalamnya gemanya cukup panjang dan samar. Lubangku sekarang belum cukup dalam. Tapi ketika lubangku siap, paling tidak aku akan lebih kuat melangkah kedepan menembus kerumunan manusia bising penuh dengan kebohongan. Ya bukankah semua orang begitu. Awalnya terlihat ramah, kamu pikir itulah teman sejati, atau cinta sejati atau kebaikan yang tulus dan lain sebagainya. hahaaa hidup ini begitu lucu. Tidak ada yang b...

goa dan tebing jurang

Aku sedang berjalan melewati goa dan membayangkan goa itu akan sangat, sangat, sangaaaaaaaatt panjang. Banyak hal yang akan aku temui sepanjang goa itu yang mungkin akan sangat mengasyikan atau malah sangat mengerikan. Aku terus melangkah dan berjalan dengan semangat. Ketika aku tersandung beberapa kali, aku mencoba tetap berjalan dengan semangat. Walaupun nyeri pada kakiku semakin lama terasa semakin sakit. Aku memilih untuk istirahat sebentar. Meluruskan pergelangan kakiku. Kurasa kakiku kesleo. Aku memutuskan untuk beristirahat dan menghentikan perjalananku beberapa saat. Setelah nyeri kakiku berkurang, aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Jalanan yang aku lalui semakin berbatu dan terjal. Goanya pun terasa semakin gelap dan menyesakkan. Aku ketakutan. Tiba-tiba kurasakan butiran air hangat mengalir keluar dari kedua mataku. aku menangis. Dan semakin lama tangisanku menjadi bersuara. Aku lelah dan takut karena aku hanya sendirian di goa yang tak berujung. Aku terdiam. Memej...

Angin

             Semua kejadian yang pernah terjadi seperti angin berhembus yang takkan mungkin kembali. Suatu ketika kurasakan angin sejuk menerpa seluruh tubuhku. Wajahku terasa sejuk, segar dan tak ingin ku lepaskan angin itu dari tubuhku. Namun, angin tidak bisa berlama-lama menemaniku, ia kemudian pergi melesat ketempat baru atau malah berkumpul dengan teman-temannya di atas awan mendiskusikan sesuatu. Beberapa saat kemudian angin kembali datang dan menerpa tubuh serta wajahku lagi. Ku pejamkan ke dua mataku, untuk menikmati lagi kesejukan yang kurindukan beberapa saat lalu. Setelah angin itu melewati wajahku ia tidak langsung pergi melainkan menatapku dan berkata “Mengapa kau tutup matamu, aku hanya melewatimu bukan menyakitimu ?” . Kubuka kedua mataku, aku menatap angin itu, bukan jawaban yang aku berikan melainkan pertanyaan, “Kau angin yang berbeda dengan angin yang sesaat lalu menerpaku dan memberikanku kesejukan. Mengapa bukan dia yang melewatik...

hai sore

pertama kedua ketiga. sungguh aku tak suka rasa itu. rasa campuran dari candu rindu dan benci. rasa yg membuatmu tak ingin memahami dirimu sendiri. rasa yg membuatmu berkorban begitu banyak. bahkan membuatmu buta akan rasa itu sendiri. apakah rasa itu ada atau hanya kamuflase dari kepentingan semata. rasa yang kelak menelanmu ke jurang yg teramat dalam. dan akhirnya kamu tak lagi dapat merasakan rasa itu nyata atau tak pernah ada.